Rabu, 24 Agustus 2011

.Zombi Kecil.,

Hari itu ayahku diundang ke rumah temannya dan aku diajak. Ternyata yang punya acara juga punya rumah gedhe. Pemilik rumah juga punya ruang teater, gan! Ngga kebayang seberapa tajir si pemilik rumah. -_-‘

Setelah semua berkumpul di ruang teater, pemilik rumah menyediakan karpet diatas panggung dan menyalakan proyektor. Kayanya dia mau pamerin film pendek buatan dia.

Nah, saat mau di puter, aku punya ‘perasaan ga enak’ karena tiba-tiba ada banyak anak yang ikut nonton dan memenuhi panggung. Beda ma anak-anak lain yang selalu ribut. Mereka malah lebih anteng daripada kambing… *kok kambing?* -_-‘

Pembawa acara menyampaikan kalo film ini pernah diputer di tivi dan sangat popular. Dia menjabarkan betapa popular film itu… ah, kok rasanya pernah denger? pikirku.

Aku liat keluar jendela, gelap, udah malem… makin berasa ngga enak… =. .=

Film di putar…

Karena perasaan rada ngga enak, akhirnya aku putuskan nonton di pinggir panggung.

Film itu menceritakan 5 anak yang penasaran sama sebuah rumah mewah bergaya Eropa. Mereka heran kenapa saat siang seperti banyak anak-anak didalamnya dan terdengar seru. Tapi saat malam, rumah itu sunyi senyap dan angker…

Karena penasaran, mereka memutuskan untuk masuk ke rumah itu saat malam menjelang.

Pintu di buka, mereka masuk ke ruang tamu yang disinari lilin kecil. Suasana rumah itu mencekam. Tiba-tiba dari lorong muncul banyak anak seusia mereka yang menyambut dengan gembira.

Seperti lazimnya anak-anak, mereka langsung diajak keliling rumah penuh barang antik itu dan bermain apapun yang menyenangkan mereka.

Jam dinding membunyikan loncengnya, menandakan bahwa waktu menunjukkan pukul 12 malam. Salah satu dari lima anak itu berwajah cemas. Sepertinya dia kawatir kalau dia ketahuan pergi sampai selarut itu oleh orang tuanya.

Gadis itu membalikkan badan untuk melihat jam dinding. Wajahnya semakin tersirat kecemasan, tapi dia mengacuhkannya karena masih ada 4 teman yang melakukan hal yang sama. Dia membalikkan lagi badannya menghadap teman-teman barunya.

Tapi apa yang dia temukan…

Temannya seperti menjilat tangannya sendiri tetapi ada bunyi lain yang dia keluarkan. Bunyi ‘kreeeeek…. kreeeeek…’ seperti daging potong kering yang digaruk.

Kamera lalu mengclose-up teman baru gadis itu. Dalam remang-remang wajah anak yang mengeluarkan bunyi aneh itu semakin terlihat.

Wajahnya… wajah yang sebelumnya ceria, berubah menjadi sendu dan terkelupas kulitnya. Anak itu sendiri yang sebelumnya terlihat menjilat tangannya, ternyata memakan tangannya sendiri sampai tulang tangannya terlihat.

Deg…

Aku khawatir dengan ayahku. Akhirnya kuputuskan mencari ayah yang sepertinya duduk di pinggir. Saat aku berusaha menyela beberapa anak yang duduk di lantai panggung ada dua anak cewek yang melihatku dengan mata innocentnya.

Mereka berpelukan erat. Tapi wajah mereka! Wajah mereka seperti wajah anak di film itu. Wajah yang terkelupas hingga tulang tengkoraknya terlihat. *WTF! teriakku dalam hati.

Salah satu dari cewek itu menggigit (lebih gamblangnya : memakan) pipi temannya. Dan muncul lah bunyi ‘kreeeek… kreeeek… kreeek…’.

*persiapkan mental, bagi yang jijik lebih baik ngga dilanjutkan*

Yes! Suara daging kering di garuk muncul di mana-mana…. -__-‘ *subhanallah…*

Aku melewati anak-anak lain…

Aku melihat seorang anak cowok yang makan tangannya sendiri layaknya cemilan.… dalam kunyahanya berbunyi ‘kreeeek… kreeeek… kreeek…’.   *WTF!*

Kemudian setelah aku menemukan ayahku yang duduk di pinggir panggung, aku mulai membungkuk untuk duduk….

E..lha dalah, ada anak kecil lain yang melihatku dengan satu matanya. Mata kanannya sendiri hilang dengan beberapa urat keluar. *aku mual* Dia sendiri sedang asik mengunyah sesuatu… yaaah, aku ngga mau menyebutkan dia mengunyah apa. Karena aku sendiri bakal mual kalau ingat itu … yang pasti you-can-imagine-this… -_-‘

Ayahku duduk dan tetap nonton film temennya. Kenapa bisa sesantai itu??!

Padahal jika aku berdiri saja, semua anak yang ada di sana melakukan kegiatan yang sama dan mengeluarkan bunyi kreeeek kreeeek kreeeek… bisa gila aku…

Aku mengajak ayahku cepat pulang, tapi dia tidak bergeming, dan aku pun melihat ending film itu… tapi semua blank, aku bahkan ngga bisa mengingatnya lagi.

Sampai-sampai aku hampir jatuh karena ngeri melihat akhir film itu. Sebagai penutup, muncul tulisan dengan backround hitam dan merah darah ‘cerita siang bolong’…

SIANG BOLONG APAAN!!?

Teman ayahku yang ada di depan berkomentar bahwa film itu mendapat penghargaan sebagai make up artist terbaik…. *saya ga peduli!! yang pasti itu film ngga lulus sensor!* T__T

Aku paksa lagi ayahku untuk pulang secepatnya. Tapi dia seperti habis terkena hipnotis. Aku liat sekeliling gedung teater itu. Yang ada hanya ruang gelap tak berujung. Tapi ada bapak lain yang bulet banget badannya, duduk di kursi didekat pintu … *eh, nggapain juga nulis pemeran figuran -_-‘*

Aku lari ke pintu dan diluar udah subuh… Aku tarik tangan ayah agar kami cepat pulang. Tapi salah satu temannya berkata, “Wah mau kabur ya? Kan tadi udah janji mau beresin bareng”.

Aku ikut membantu supaya cepat selesai. Yang mengherankan… anak-anak yang tadinya memenuhi panggung teater itu hilang. Aku ngga peduli, yang penting cepet pulang! -_-‘

Aku jadi curiga sama yang punya rumah dan rumah ini sendiri. Setelah semua selesai di bereskan, pemilik rumah malah menawarkan ruang istirahat untuk teman-temannya sudah begadang…

WTH!

Dan aku terbangun… …………………………………………………………………………………………………………….-_-‘

Memang ini mimpi ngga lazim banget. Tapi aku sendiri merinding dan berusaha siapin mental untuk nulis semua yang ada diatas.

Tapi kalo di pikir2, seandainya ada film kaya gitu mungkin bakal bener-bener horror. Tinggal di rombak aja seagian ceritanya… =..=’

Yang ngga habis pikir… setelah terbangun, suara ‘kreeek… kreeek… kreeek…’ itu masih terngiang di otak… x(

Tidak ada komentar:

Posting Komentar