Rabu, 23 Maret 2011

.Tragedi Di Jalan Itu.,



Gilak deh itu jalan… Jalan Utama P****an yang jadi salah satu akses ke rumah coco, bener” ancur parah total…

Kalian-kalian kalo lewat jalan itu bakal ngalahin pengalaman kalian waktu naik uler coaster, tornado, atau bahkan waktu pengalaman kalian masuk ke rumah hantu di pasar malem.

Emang sih saya agak lebay. (-_-“)>

Tapi mungkin memang jalan itu bukan jalan nenek moyangnya coco. Makannya waktu coco lewat, coco didoktrin untuk jatuh/terpeleset di jalan itu seperserius apapun coco berusaha hati-hati.

Bukan hanya didoktrin untuk jatuh, tapi rasanya lebih di ‘talak’ untuk mengalami tragedy di tempat itu.

Kalian ga percaya?
Percayalah… :D

Apa yang bisa bikin kalian percaya?
1. Waktu
Kenapa waktu?? Karena waktulah yang menentukan proses…#ngasal
Setelah coco teliti pake percobaan respirasi jangkrik di praktikum biologi. Waktu terjadinya tragedi-tragedi naas di jalan itu hampir bersamaan… yaitu sore dan malam hari.

2. Tempat
So pasti, tempatnya di jalan utama P****an ini. Tapi daripada kalian nyari di peta atlas dunia atau peta alam semesta yang pasti ngga bakal nemu.
Atau mungkin kalian punya inisiatif baru karena era teknologi sudah maju, kalian pake googlemap untuk melepaskan dahaga penasaran kalian… semua itu ngga perlu. Karena coco di sini yang akan mendiskripsikan hal itu…
TSKP = Tempat Spesifik Kejadian Perkara itu adalah Jalan Utama P****an berletak dibawah rindangnya pohon bambu nan lebat dengan medan yang penuh kerikil.
Gimana cukup spesifik kan?

3. Konsentrasi
Ini bukan tentang konsentrasi kadar pH atau semacamnya. Ini lebih ke konsentrasi dalam berkendara. Hal ini ternyata teramat penting. Why? Karena jika konsentrasi kita terbelah dua atau bercabang ke segala penjuru Nusantara, kita akan dikagetkan dengan pergerakan roda kendaraan yang seharusnya menjadi konsentrasi utama kita. Akibat kekagetan itu terjadilah dua pilihan : mengalami tragedy atau lari dari tragedy.

4. Cuaca
Cuaca jadi penyebab utama. Karena dengan cuaca yang berbeda kadar terjadinya suatu tragedy akan semakin kuat. Coco ngga perlu jelasin panjang lebar… karena setelah baca lanjutan di bawah kalian pasti bakal tahu.

Dan berikut analisa dari beberapa tragedy di TSKP…
Tragedy 1
Waktu : malam
Tempat : so pasti yang udah coco jelasin tadi
Konsentrasi : terbelah antara kehati-hatian berkendara + ketakutan dimarahin mama
Cuaca : gerimis setelah hujan

Analisis :
Di cuaca yang ekstrim yaitu saat hujan menjadi gerimis, TSKP menjadi jalan yang sangat angker karena jalanan aspal itu udah berubah jadi jalan gelap, lubang, kubangan, lumpur dan jebakan betmen.
Malam itu karena coco pulang telat dan kawatir dimarain mama, disetiap gelindingan roda motor coco berdoa agar diberikan kelapangan hati mama.

Lalu diantara remang-remang jalan TSKP ada seorang pedestrian yang dengan tertatih menghindari lumpur dari kubangan. Karena coco seorang gadis berhati sailormoon, coco ambil jalan sebelah kanan karena kalo mepet-mepet ke kiri takutnya nyerempet si pedestrian.

Kemudian dari arah berlawanan datang motor di bagian kanan jalan. Coco yang berada di bagian kanan jalan berniat alih jalur di bagian kiri.

Tetapi… Roda motor bagian depan lepas kendali dan mengamuk layaknya kuda lumping, dan coco pun TERPELESET ke kiri!

Untungnya dalam sepersekian detik konsentrasi coco terfokuskan pada satu pilihan, OJO NGANTI TIBO.

Dan… kaki kiri coco dengan pandainya menjadi tolakan agar berat medan beralih ke kanan. Walhasil SAYA TIDAK JATUH^^… tapi kepeleset :’(
Yang saya sesalkan, saya terpeleset dengan tidak indah… bagaimana bisa indah? Lha keplesetnya kaya bikin huruf S di jalan… lain lagi kalo coco kepleset seperti para atlet ice canting. Pasti para saksi mata bakal ajuin coco ke museum rekor Indonesia. :’(

Tragedy 2
Waktu : malam
Tempat : so pasti yang udah coco jelasin tadi
Konsentrasi : terbelah antara kehati-hatian berkendara + pengalaman di tragedy 1
Cuaca : gerimis setelah hujan

Analisis :
Saat melewati TSKP, coco merasakan perasaan ngga enak. Karena didasari kejadian di tragedy 1, dan dengan keadaan yang sama coco merasa bakal mengalami sebuah tragedy lagi.
Setelah berpikir seperti itu, coco TERPELESET lagi. Untungnya coco tidak jatuh dengan indah di tempat itu. Hanya saja, hati ini jadi cenat-cenut dibuatnya… :’(

Tragedy 3
Waktu : malam
Tempat : so pasti yang udah coco jelasin tadi
Konsentrasi : terbelah antara kehati-hatian berkendara + pengalaman di tragedy 1 dan tragedy 2
Cuaca : gerimis setelah hujan

Analisis :
Coco mendapat tugas untuk belanja seabreg keperluan, jadinya motor coco penuh barang belanjaan dan hal itu membuat coco jadi kurang bebas bergerak.
Karena suasana hati sedang jelek dan coco sendiri punya perasaan kalau bakal dapet tragedy part 3. Coco memutuskan untuk berkecepatan dibawah 20km/jam.

Lalu apa yang terjadi di TSKP?
Awalnya sih masih bisa dikendalikan tapi apa mau dikata… coco TERPELESET LAGI dengan jarak pleset kuranglebih 10cm… Bahkan kaki-kaki coco ini mampu merasakan semilir keterplesetan tersebut…. (-_-“)>

Walau tidak menghasilkan perubahan besar seperti halnya tragedi 1 dan tragedi ke 2, kejadian kali ini memperkuat asumsi coco bahwa tempat itu ‘mengincar’ coco untuk menjadi korbannya.

Tragedy 4
Waktu : malam
Tempat : so pasti yang udah coco jelasin tadi
Konsentrasi : terbelah antara kehati-hatian berkendara + keinginan ingin menghindar
Cuaca : gerimis setelah hujan

Analisis :
Sebenarnya, tragedy ini terjadi saat coco masih SMA. Waktu itu TSKP merupakan tempat yang gelap(sampai sekarang juga masih gelap gulita).

Untuk ilustrasinya mungkin kaya gini : tempat itu adalah tempat yang dingin, sepi seperti kuburan dan ada hawa menusuk sang @poconggg yang siap menampakkan diri.

Nah… karena coco waktu itu masih dalam masa pelatihan naik motor, coco lupa untuk menghidupkan lampu motor. #geblek
Dari arah berlawanan muncul sebuah mobil, coco yang memiliki trauma terhadap benda itu berniat lebih ke pinggir jalan.

Tapi apa mau dikata??
Di pinggir jalan ada sebuah glondongan kayu yang tidak terlihat karena coco lupa hidupkan lampu. Hasilnya dengan sukses coco lindas kayu itu, mengakibatkan  coco sendiri dengan lancar jaya  TERJATUH dari motor.
Coco dibantu oleh seorang pengendara, kemudian sang mobil yang menjadi salah satu unsur ‘sebuah tragedy’ itu berhenti sebentar. Pengendaranya bertanya, “Ngga papa, dek?”
PIKIREN DHEWE! #emosiAnakLabil

Tragedy 5
Waktu : sore
Tempat : so pasti yang udah coco jelasin tadi
Konsentrasi : terbelah antara kehati-hatian berkendara + keinginan ingin menghindar sebuah truk pengangkut pemuda
Cuaca : -entahlah coco lupa-

Analisis :
Tragedi yang terakhir ini memang agak berbeda. Kejadian saat masih duduk di kelas 5 SD ini pernah coco posting disini.
Tapi ya ngga masalah juga sih kalo mau cerita lagi.

Masa anak-anak adalah masa mencari talok dan jati diri. Kalian tau buah talok? Talok adalah vitamin utama penambah kadar jati diri. Warnanya yang merah melambangkan perasaan memompa kelabilan abege menjadi manusia dewasa. Jadi buat kalian yang merasa abege labil atawa anak alay(coco juga termasuk didalamnya), inilah buah mujair eh, mujarap yang harus anda makan. Efek sampingnya : ketagihan.

Yang di atas cuma ngasal, ngga terbukti di Praktek Pancasila manapun. (-_-“)>

Ditemani beberapa teman dan kakak cowo coco, kami berangkat naik sepeda ke tempat langganan metik talok. Saat di TSKP, coco yang bersepeda naik sepeda kuning melihat ada mobil pick up yang ngangkut para pria dari arah berlawanan. Coco yang saat itu trauma dengan “mobil”, “pick up”, dan “laki-laki” berniat mepet ke kiri.

Sayangnya, sepeda coco melindas batu yang lumayan gedhe dan membuat coco harus TERJATUH dengan suksesnya. Semua teman coco berhenti, tapi coco dengan tegar bangkit. “Ngga papa. Ngga papa kok.”

Mobil pick up itu berhenti, si sopir bertanya “Ngga papa dek?”
Coco, “Ngga papa.”
Kemudian coco menyuruh teman-teman coco melanjutkan perjuangan kami dalam mencari talok dan jati diri. Coco pulang kerumah tanpa diantar oleh para pendekar talok itu.

Sampai di rumah, sikut dan dengkul coco ternyata lecet dan harus di betadin. Coco meratapi dan menangis bombai, “Taloooooooook~~.” #emosiAnakLabil

Gimana?? Terbukti ngga? Dalam lima tragedy semuanya terjadi di tempat yang sama. Coco juga ngga habis pikir kenapa hal itu bisa terjadi pada coco. Apa mungkin di antara pohon bamboo itu ada penunggunya? Atau mungkin diantara pohon bamboo itu ada @poconggg???

Belive it or Not… (-_-“)>

~SEE YAA~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar